
Melanjutkan seri sharing kendaraan, kali ini kita akan ulas mobil MPV dari Nissan yaitu Livina 1.8 X-Gear. Seperti kebiasaan penulisan, saya tidak akan menjelaskan spesifikasi teknis secara detail, jadi hanya sebatas komentar dari mantan pengguna saja.
Historinya saya dan istri saya merasa kecapean berkendaraan dengan kendaraan kecil, sebelumnya menggunakan Nissan March, baca lengkap di sini, untuk perjalanan mudik antar kota. Selain itu juga, terkadang kami membawa Ayah, Ibu, dan kedua Adik, sehingga mobil ini dirasa kurang cukup luas (maklum mobil ini saya beli waktu masih bujangan, tidak berpikir panjang). Dan bertepatan dengan masa cicilan yang habis, maka makin bulat lah keinginan untuk menukarkan dengan mobil yang lebih luas dan lebih nyaman untuk bepergian jarak jauh.
Saat itu tipe mobil yang saya ajukan ke istri saya (maklum istri saya malah yang selektif) adalah Ford Everest dan Nissan X-Trail. Ford Everest istri saya tidak suka bentuknya (dilihat dari gambar) sedangkan Nissan X-Trail tidak suka karena tidak sesuai tujuan, yaitu mencari yang muat lebih banyak orang.
Singkat cerita, dengan berniat lihat-lihat mobil bekas sambil test drive, tanpa membawa uang dan ATM, maka kami terpincut dengan Nissan Grand Livina 1.8 X-Gear ini. Nissan March saya tukar tambah dengan Livina ini, kalau dihitung-hitung jatuhnya saya beli seharga 158jt (harga dealer mobil bekas). Dengan kemurahan hati dealer dengan mau hanya DP dan saling menahan BPKB masing-masing mobil, maka Livina pun saya bawa pulang ke rumah.
Apa sih yang membuat mobil ini spesial?

Mobil ini termasuk langka, karena dia seri 1.8 yang berarti 1800cc. Sehingga dia mempunya percepatan lebih banyak, yaitu 6 percepatan. Umumnya hanya 1.5 alias 1500cc dengan 5 percepatan. Selain itu, mobil ini juga memiliki sensor dan kamera parkir yang sudah konek ke Head Unitnya. Dan ini bukan modifikasian, tapi asli orisinil dari pabrikan. Kamera parkir dan Head Unit DD built in itu barang langka untuk Livina. Dan satu lagi kelebihan dia yaitu pintunya sudah keyless entry, untuk menyalakan mesinpun cukup simpan kunci di saku saja, karena engine start juga sudah keyless (walau belum pakai engine start button). Demikian sepintas mengenai keunggulan mobil ini yang membedakan dengan Livina yang lain.
Bagaimana pengalaman berkendara dengan mobil ini?

First impression, mobil ini senyap sekali, mau dibandingkan Nissan March saya sebelumnya, Toyota Avanza, Nissan Juke yang pernah saya rasakan. Sampai pertama pakai livina ini saya harus lihat jarum RPM engine untuk berpindah gigi karena saya kehilangan feeling memindahkan gigi berdasarkan bunyi engine, saking senyapnya mobil ini suara engine saja senyap.

Speednya dengan 6 percepatan ini tidak akan terpakai jika di perkotaan, paling saat jalan lurus yang sepi atau di jalan tol saja. Gigi 5 sudah cukup ngebut rasanya untuk penggunaan sehari-hari.
Makin lama anda pakai mobil ini, akan semakin terasa terbantu sekali fitur keyless entry dan kamera mundurnya. Kamera mundurnya sangat responsif terhadap display HU dan masih sangat jelas saat digunakan malam hari saat pencahayaan kurang.
Senyapnya mobil ini dibarengi dengan kualitas audio yang lebih baik dari pesaing-pesaing dikelasnya.
Fitur dan tenaga sudah saya jelaskan, paling sakti lah di kelasnya. Bahkan diantara Livina-Livina yang lainnya. Sekarang kita lanjut ke kekurangan apa yang saya rasakan dari mobil ini.
Mobil ini dengan 1800cc dan 6 percepatannya jelas membuat konsumsi dompet bahan bakar bertambah. beda tipis saja dengan 2000cc alias nangggung lain kali kalau ambil 1800cc. bahan bakar itu enaknya di 1500cc atau 2000cc sekalian. Kalau 1200cc dan 1800cc ini nanggung, 1200cc rasanya sama dengan 1500cc. Dan 1800cc pun rasanya sama dengan 2000cc.
Berikutnya adalah saya beli yang manual, ini penilaian pribadi karena saya sudah malas transmisi manual. Jadi transmisi manual ini merupakan kekurangan untuk saya, maklum saat beli mobil bekas ya cuma yang ini saja yang terpilih.
Berikutnya adalah penyakit umum Livina yaitu lampu depannya tidak terang, kalah sama Nissan March. Walaupun setelah digunakan lama, bisa adaptasi juga.
Berikutnya adalah ground clearance, untuk saya mobil ini sering gasruk entah batu, aspal jalan tinggi, entah apa saja. Ini subjektif karena saya tidak apik di jalanan yang kurang rata.
Berikutnya pajaknya lumayan juga 4,1juta (ini juga subjektif ya) untuk plat B Jakarta Pusat.

Berikutnya karena mobil ini kelasnya paling tinggi, otomatis paling mahal dikelasnya, otomatis juga saat jual lagi agak susah jika dibandingkan dengan Livina di bawahnya. Harus menjual ke orang yang memang ingin menggunakan Livina yang seri paling tinggi.
Mungkin itu saja yang bisa saya share, semoga bermanfaat bagi anda yang akan berencana membeli mobil ini.
Bagaimana utk konsumsi bbm dalkot dan lurkot ya? apakah bisa premium juga
tidak jauh berbeda dengan mesin 2000cc
dalkot 1:8
lurkot 1:10
Premium/pertalite ga masalah, hanyasaja pasti akan bunyi ngelitik saja kalau dikonsumsi dalam waktu panjang. saya sendiri pakai pertamax terus, sayang soalnya suara mesinnya masih sangat halus
Sy juga pemakai x gear 1.8 manual, tarikan mantap, kabin senyap, apalagi jok dan setir sudah dilapisi kulit, alhamdulillah
Juara dikelasnya memang Om